Pada tahun 2018, Tim White, orang yang sangat gemar mengendarai sepeda gunung, memutuskan bahwa setelah perjalanan panjang, ia merasa jengkel saat membersihkan diri menggunakan tisu yang tipis, beraroma berlebihan, dan tidak terlalu berfungsi. Yang benar-benar ia butuhkan adalah kain lap dan air.
Hal memberikan ide bagi White. Ia menciptakan kombinasi itu (dengan sabun) dalam kantong portabel yang disegel vakum, dan mengubahnya menjadi perusahaan dan produk yang disebut Crud Cloth, “mandi dalam kantong” instan.
Crud Cloth, sebuah perusahaan yang mendapatkan perhatian nasional, adalah kain lap dan tempat sabun berukuran penuh yang dikemas dalam kantong tertutup vakum. Untuk menggunakannya, konsumen memukul tempat air bersabun di dalamnya untuk mengeluarkan cairannya dan meremas kain dan sabun bersama-sama untuk membuat pancuran palsu di mana pun mereka merasa kotor tanpa ada cara lain untuk membersihkannya.
Saat ini, konsumen dapat memilih dari lima aroma berbeda dalam kantong praktis yang dapat mereka masukkan ke dalam tas mereka untuk digunakan setelah bersepeda di jalan setapak, lari berkeringat, atau bahkan dalam perjalanan backpacking.
Dulu dan Sekarang
White memulai perusahaan pada September 2018 di Duluth, Minnesota. Meskipun ada pesaing di bidang ini, White mengatakan Crud Cloth adalah satu-satunya merek yang memproduksi kain lap ukuran penuh.
“Itu adalah saus rahasia kami dan bagaimana kami memberikan pengalaman mandi kepada orang-orang di jalan,” kata White.
Awalnya White dan keluarganya membuat dan mengemas semua produk sendiri, termasuk mengisi kantong dan menempelkan label.
“Sampai volume kami sampai ke posisi di mana kami membutuhkan kantong khusus, kami mencetak label dan menempelkannya pada kantong yang kami beli secara online. Keluarga kami melakukan semuanya sendiri, menempelkan label depan dan belakang. Namun, produk kami terlihat buatan sendiri dan tidak mendapatkan apresiasi yang layak kami dapatkan,” ujar White.
Seiring pertumbuhan merek, pesanan meningkat dan White serta keluarganya harus menemukan solusi yang lebih baik daripada mengemas sendiri produk tersebut.
“Kami tidak bisa mempertahankannya sendiri; pesanan kami menjadi terlalu besar, dan kami tidak dapat memenuhi permintaan. Kami membutuhkan kantong yang dicetak khusus dan kami membutuhkan banyak,” ujar White. Kemudian, pada tahun 2020, merek lain yang berbasis Duluth merekomendasikan ePac untuk membantu kebutuhan kemasan merek tersebut, dan dengan demikian kemitraan dengan ePac dimulai. Saat ini, Crud Cloth dikemas dalam kantong lay-flat ukuran 5″x7″ yang dilengkapi jendela bening dan ritsleting penutup. Kantong dicetak dengan lapisan mengkilap dalam warna berbeda untuk setiap SKU di lininya.
“Kemasan baru memungkinkan kami untuk serius dipertimbangkan. Anda tidak bisa berada di rak di lokasi ritel dengan tas buatan sendiri,” kata White.
Dan seiring pertumbuhan merek, distribusinya pun bertumbuh. Crud Cloth tersedia secara online di situs web merek, di Amazon, dan di toko sepeda lokal di Minnesota, Wisconsin, dan sebagian Michigan. Kain itu juga telah dibeli oleh badan amal untuk bantuan bencana dan baru-baru ini digunakan di segmen baru: kotak langganan.
Bermitra dengan ePac
ePac telah membantu Crud Cloth memenuhi permintaan, mempertahankan produksi, dan membawa kemasannya ke level berikutnya dengan kantong khusus.
“ePac membantu kami memenuhi permintaan dengan kemasan yang terlihat lebih terhormat dan profesional,” kata White.
Kemasan ini telah membantu merek lebih beresonansi dengan pelanggannya, baik yang baru maupun yang lama.
“Setiap langkah di sepanjang jalan, kami mendapatkan umpan balik dari pelanggan tentang produk dan kemasannya. Kami meminta para pelanggan memberikan ulasan tentang kemasan kami untuk memastikan mereka menyukainya. Saya percaya dengan melibatkan mereka di setiap langkah… maka Anda tahu bahwa Anda memiliki produk yang dapat dijual di Amazon,” kata White.
Pelanggan Crud Cloth menyukai kemasan baru dan kualitas kantong, warna, dan fungsi yang dapat ditutup kembali.
White mengatakan sebagian besar dari desain kemasan adalah jendela bening di bagian depan dan tengah kantong sehingga konsumen dapat melihat kain dan tempat sabun di dalamnya. Ia mengatakan salah satu tantangannya adalah membuat konsumen memahami apa produknya sekaligus membangun kesadaran merek dengan berbagai kelompok konsumen.
“Kemasannya telah membantu menyebarkan pesan kami sebagai kain lap sekali pakai, bukan produk tisu. Jendela bening menunjukkan produk dan kantong gelembung sabun, bersama dengan kain lap di dalamnya,” ungkap White.
Dengan pencetakan digital, Crud Cloth dapat menjual produknya dalam kantong khusus dengan fitur-fitur seperti jendela bening, tampilan mengkilap, dan ritsleting penutup, serta grafis berkualitas foto, semuanya dengan proses singkat dan minimum pesanan yang rendah.
“Sebelum menghubungi ePac, saya melihat printer kemasan yang lebih tradisional yang menambah biaya untuk pelat dan hanya dengan proses desain yang sangat statis. Ini tidak cocok untuk saya. Kami tahu kami tidak akan langsung memiliki desain kantong seketika. Dan faktanya memang kami terus mengubah desain untuk berkembang dan menjadi lebih baik,” ujar White.
Tanpa biaya pelat, pelanggan seperti Crud Cloth dapat menikmati kebebasan untuk membuat SKU sebanyak yang mereka mau dan melakukan perubahan desain jika ada perubahan dalam formulasi sabun atau desain ulang logo. “Kami telah memikirkan untuk melakukan acara-acara khusus, atau mungkin peluang co-branding dan untungnya ide itu sesuai dengan platform pencetakan digital ePac,” jar White.